kantor kedua

kantorkedua

Selasa, 07 Juli 2009

Lumpuh Wajah (Bell's Palsy)

Pernah dengar istilah ini gak? Dulu, konon waktu aku berusia 9 tahun, penyakit ini menyerang padaku. Karena kasusnya masih jarang, banyak orang yang gak tahu apa nama penyakitku, termasuk aku sendiri. Yang aku tahu, aku kena penyakit syaraf. Banyak orang yang menganggap aku gila (syaraf = gila), padahal yang dimaksud adalah pembuluh syaraf, bukan syaraf gila, sinting, edan atau sejenis itu. Nah, kemarin, sehari sebelum Idul Adha, tepatnya 9 Desember 2008, penyakit ini menyerangku lagi. Ini membuat aku tidak bisa bekerja (pekerjaanku mengandalkan suara, sementara ngomong gak bisa normal, karena artikulasinya gak jelas). Setelah bolos kerja 2 minggu, aku putuskan untuk resign. Lagipula kondisiku sedang hamil, sekalian istirahat. Sekilas tampak mirip orang stroke, tapi bedanya ini hanya menyerang wajah. Sedangkan bagian lain tubuh kita tetap berfungsi normal.

Penyebab bell’s palsy adalah angin dingin yang masuk ke dalam tengkorak. Bisa dari perilaku berkendara yang tidak menggunakan helm full-faced, seringnya naik mobil dengan jendela terbuka yang menyebabkan angin menerpa satu sisi wajah terus-menerus, ataupun AC. Angin dingin ini membuat syaraf nomor tujuh (nervous fascialis) membengkak dan mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Itu menyebabkan kematian sel sehingga perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. Syaraf nomor tujuh ini terjepit hingga akhirnya kelumpuhan terjadi.

Bell’s palsy diambil dari nama Sir Charles Bell. Meski bukan penyakit kronis, penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi pada wajah. Bila syaraf ketujuh ini tidak berfungsi, maka proporsi wajah menjadi tidak seimbang.Tanda-tanda bell’s palsy :- terjadi asimetri pada wajah,- rasa baal/kebas di wajah, - air mata tidak dapat dikontrol dan sudut mata turun- kehilangan refleks konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, - rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, sudut rahang dan kepala terutama di bagian mata,- tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, - sudut mulut turun, - sulit untuk berbicara, - air menetes saat minum atau setelah membersihkan gigi, dan- kehilangan rasa di bagian depan atau bahkan separuh lidah.

Kasus ini banyak terjadi pada musim dingin. Selain itu, wanita hamil beresiko 4x lebih tinggi terkena penyakit ini, dari wanita yang tidak sedang hamil. Orang yang terkena penyakit ini harus segera dibawa ke dokter. Jika terlambat, maka proses penyembuhannya juga menjadi lebih lama. Sebenarnya, tanpa diobatipun, fungsi syaraf akan kembali normal dalam rentang waktu 2 bulan sampai 1 tahun. Dan, berdasarkan informasi terbaru dari hasil penelitian untuk penyakit ini, diduga ini berkaitan juga dengan infeksi virus Herpes-Simplex tipe 1. Oleh karena itu, dalam pengobatan diberikan juga antivirus seperti Acyclovir, serta obat antiinflamasi, untuk mencegah pembengkakan terus bertambah.

Bagaimanapun juga, mencegah lebih baik dari mengobati. Jaga kesehatan kita, lindungi wajah kita.

(dikutip dari berbagai sumber)